D. Jenis-jenis Awatara
Menurut kitab-kitab purana, tak terhitung banyaknya Awatara yg pernah turun ke dunia ini. Awatara-awatara tsb tidak selamanya merupakan “inkarnasi langsung” atau “penjelmaan langsung” dari Sang Hyang Wisnu.
Beberapa Awatara diyakini memiliki “jiwa yg terberkati” atau mendapat “kekuatan Tuhan” sebagai makhluk yg terpilih.
1. Purusha Awatara: Awatara pertama Sang Hyang Wisnu yg mempengaruhi penciptaan alam semesta. Awatara tsb yakni: Vasudeva Sankarshan Pradyumna Aniruddha
Menurut Bhagavad Gītā:
· Kāranodakaśāyi Vishnu (Mahā Vishnu) :
Wisnu yg berbaring dalam lautan penyebab dan Beliau menghembuskan banyak alam semesta (galaksi?) yg jumlahnya tak dapat dihitung;
· Garbhodakaśāyī Vishnu: Wisnu masuk ke dalam setiap alam semesta dan menciptakan aneka rupa;
· Ksirodakasāyī Vishnu (Roh utama): Wisnu masuk ke dalam setiap makhluk dan ke dalam setiap atom.
2. Guna Awatara: Awatara-Awatara yg mengatur tiga macam aspek dalam diri makhluk hidup. Awatara-Awatara tsb yakni: Brahmā, pengatur nafsu dan keinginan (Rajas) Wisnu, pengatur sifat-sifat kebaikan (Sattwam) Çiwa, pengatur sifat kemalasan (Tamas)
3. Lila Awatara: Awatara yg sering ditampilkan dalam kitab-kitab Purana, seperti Dasa Awatara dan Awatara lainnya. Awatara tsb turun secara teratur ke dunia, dari zaman ke zaman untuk menjalankan misi menegakkan Dharma dan menunjukkan jalan Bhakti dan Moksha.
4. Manwantara Awatara:
Awatara yg diyakini sebagai pencipta para leluhur dari umat manusia di muka bumi. (lihat: Manu)
5. Shaktyawesa Awatara: ada dua jenis –
1) makhluk yg merupakan penjelmaan Wisnu secara langsung;
2)makhluk diberkati yg mendapatkan kekuatan dari Wisnu. Jenis tsb memiliki jumlah yg besar, dan merupakan Awatara yg istimewa.
Awatara jenis ini, misalnya saja Narada Muni atau Sang Buddha. Awatara jenis tsb kadang2 dikenal dg sebutan Saktyamsavatar, Saktyaveshavatar atau Avesha avatar.
Awatara lain yg termasuk jenis kedua, misalnya Parashurama, yg mana Dewa Wisnu tidak secara langsung menjelma.
Dalam jenis yg kedua tsb , menurut Srivaishnavism, ada dua macam lagi, yakni:
1)Wisnu memasuki jiwa makhluk yg terpilih tsb (seperti Parashurama);
2)Wisnu tidak memasuki jiwa secara langsung, namun memberikan kekuatan suci (misalnya Vyasa, penyusun Veda). Awatara jenis kedua tsb tidak dipuja sebagaimana mestinya Awatara yg lain.
Hanya Awatara yg merupakan penjelmaan langsung yg kini sering dipuja, seperti Narasimha, Rama, dan Sri Krishna. Menurut aliran Waisnawa, Krishna merupakan Awatara yg tertinggi di antara Awatara yg lain. Namun, pengikut Sri Chaitanya (termasuk ISKCON), Nimbarka, Vallabhacharya memiliki filsafat berbeda dengan pengikut aliran Waisnawa, seperti Ramanuja dan Madhva dan menganggap bahwa Krishna merupakan kepribadian dari Tuhan yg Maha Esa, dan bukan seorg Awatara belaka.
Dalam beberapa filsafat Hinduisme, tidak ada perbedaan dalam memuja Sang Hyang Wisnu ataupun Awataranya karena semua pemujaan tsb akan menuju kepada-Nya.
E. Awatara-Awatara dalam Purana
Dalam kitab-kitab Purana, dikenal adanya 25 Awatara merupakan penjelmaan Dewa Wisnu. Awatara-Awatara tsb yakni:
1. Catursana (empat putra Brahmana)
2. Narada (sang org bijak yg senang mengembara)
3. Waraha (sang babi hutan)
4. Matsya (sang ikan)
5. Yadnya
6. Nara-Narayana (si kembar)
7. Kapila (sang pujangga)
8. Dattatreya
9. Hayagriwa (sang kuda)
10. Hangsa (sang angsa)
11. Presnigarba
12. Resaba (ayah Raja Bharata)
13. Pertu
14. Narasimha (sang manusia-singa)
15. Kurma (sang kura-kura)
16. Dhanwantari (ayah dari Ayurweda)
17. Mohini (wanita cantik)
18. Wamana (org cebol)
19. Parasurama (sang ksatria)
20. Ramacandra (Raja Ayodhya)
21. Byasa (penulis Weda)
22. Balarama (kakak Kresna)
23. Kresna (sang gembala)
24. Buddha (Siddharta Gautama)
25. Kalki (sang penghancur)
F. Makna dan filsafat
Beberapa org meyakini bahwa filsafat Dasa Awatara menunjukkan perkembangan kehidupan dan peradaban manusia di muka bumi. Setiap Awatara merupakan lambang dari setiap perkembangan zaman yg terjadi.
1. Matsya Awatara merupakan lambang bahwa kehidupan pertama terjadi di air.
2. Kurma Awatara menunjukkan perkembangan selanjutnya, yakni munculnya hewan amphibi.
3. Waraha Awatara melambangkan kehidupan selanjutnya terjadi di darat.
4. Narasimha Awatara melambangkan evolusi mamalia.
5. Wamana Awatara melambangkan perkembangan makhluk yg disebut manusia namun belum sempurna.
6. Parashurama Awatara, pertapa bersenjata kapak, melambangkan perkembangan manusia di tingkat yg sempurna.
7. Rama Awatara melambangkan peradaban manusia untuk memulai pemerintahan.
8. Krishna Awatara, yg mahir dalam enam puluh empat bidang pengetahuan dan kesenian melambangkan kecakapan manusia di bidang kebudayaan dan memajukan peradaban.
9. Balarama Awatara, Kakak Kresna yg bersenjata alat pembajak sawah, melambangkan peradaban dalam bidang pertanian.
10. Buddha Awatara, yg mendapatkan pencerahan, melambangkan kemajuan sosial manusia.
Awatara yg turun ke dunia juga memiliki makna-makna menurut zamannya: masa para Raja meraih kejayaan dengan pemerintahan Rama Awatara pada masa Treta Yuga, dan keadilan sosial dan Dharma dilindungi oleh Sri Kresna pada masa Dwapara Yuga.
Makna dari turunnya para Awatara selama masa Satya Yuga menuju Kali Yuga juga menunjukkan evolusi makhluk hidup dan perkembangan peradaban manusia. Awatara-awatara dalam daftar di atas merupakan inkarnasi Wisnu, yg mana dalam suatu filsafat merupakan lambang dari takaran dari nilai-nilai kemasyarakatan.
Istri Dewa Wisnu bernama Laksmi, Dewi kemakmuran. Kemakmuran dihasilkan oleh masyarakat, dan diusahakan agar terus berjalan seimbang. Hal tsb dilambangkan dengan Dewi Laksmi yg berada di kaki Dewa Wisnu. Dewi Laksmi sangat setia terhadapnya.
Filsafat Catur Yuga yg merupakan masa-masa yg menjadi latar belakang turunnya suatu Awatara dideskripsikan sebagai berikut:
1.Satya Yuga dilambangkan dengan seseorg membawa sebuah kendi (kamandalu)
2.Treta Yuga dilambangkan dengan seseorg yg membawa sapi dan sauh
3.Dwapara Yuga dilambangkan dengan seseorg membawa busur panah dan kapak
4.Kali Yuga dilambangkan dengan seseorg yg sangat jelek, telanjang, dan melakukan tindakan yg tidak senonoh.
Jika deskripsi di atas diamati dengan seksama, maka masing-masing zaman memiliki makna tersendiri yg mewakili perkembangan peradaban masyarakat manusia.
Pada masa pertama, Satya Yuga, ada peradaban mengenai tembikar, bahasa, ritual (yajña), dan sebagainya. Pada masa yg kedua, Treta Yuga, manusia memiliki kebudayaan bertani, bercocok tanam dan beternak. Pada masa yg ketiga, manusia memiliki peradaban untuk membuat senjata karena bidang pertanian dan kemakmuran perlu dijaga. Yuga yg terakhir merupakan puncak dari kekacauan, dan akhir dari peradaban manusia.
G. Org-org yg diyakini sebagai Awatara
Selain awatara-awatara yg disebutkan dalam kitab-kitab Purana dan Veda, beberapa di antara org India dan Hindu dianggap sebagai awatara oleh umat yg meyakininya. Mereka adalah org-org dengan kekuatan jasmani dan rohani yg luar biasa jika dibandingkan dengan manusia normal dan diyakini sebagai penitisan Tuhan atau manifestasinya. Mereka adalah:
1. Sri Ramakrishna (1836–1886) dan Sri Sarada Devi (1853–1920). Ramakrishna pernah berkata kepada Swami Vivekananda: “Beliau yg disebut Rama dan Krishna sedang berada disini, di tubuh ini, Ramakrishna”. Sarada Devi, istri Ramakrishna, diyakini sebagai penjelmaan (Awatara) Dewi Kali.
2. Shirdi Sai Baba (1838-1918) beberapa pengikutnya meyakini bahwa Beliau adalah awatara dari Datthatreya dan Siwa.
3. Hans Ji Maharaj (1900–1966)
4. Jagadguru Kripaluji Maharaj (1922-sekarang) diyakini sebagai Awatara dari Sri Krishna dan Sri Caitanya Mahaprabu oleh pengikutnya.
5. Mahavatar Babaji Meher Baba (1894-1969) yg menyatakan bahwa beliau adalah awatara terakhir pada zaman Kali Yuga
6. Bunda Meera (1960-sekarang) diyakini sebagai Awatara dari Adipara-Shakti
7. Narayani Amma (1976-sekarang) diyakini sebagai Awatara Narayani sejati
8. Sathya Sai Baba (1926?-1929?-sekarang) dianggap dan dipercaya sebagai awatara dari Siwa, Shakti, dan Krishna. Kebangkitannya diprediksi oleh Sai Sirdhi, yg berkata “Akan lahir seorg anak dengan nama ‘Narayana’ (kebenaran); selain itu diprediksi oleh Sang Buddha (Siddharta Gautama); Paus John XXIII; dan Nostradamus.
Beberapa umat Hindu dengan kacamata universal juga meyakini bahwa beberapa tokoh-tokoh /nabi-nabi agama lain adalah awatara (inkarnasi Tuhan). Tokoh-tokoh tsb yakni:
1. Adi Da (1939-sekarang) bergelar “Avatar Adi Da Samraj”.
2. Bahá'u'lláh (1817–1892) dipercaya sebagai Kalki Awatara.
3. Gautama Buddha( 563 – 483 SM – 543 SM ) Awatara Wisnu ke9.
4. Jesus (4 SM-36) agama Kristen.
5. Mahavira (599 SM -527 SM) Jainisme.
6. Samael Aun Weor (1917-1977) dianggap sebagai Kalki Awatara sejati dan Buddha Maitreya.
7. Zoroaster (Zarathustra) nabi Zoroastrianisme.
0 komentar:
Posting Komentar